Blogger Jateng

The Difference on Material Industry and 'Human Industry'

Industri Barang, Industri Jasa, Lembaga Pelatihan, Lembaga Pendidikan, Sekolah Kejuruan, Profit Oriented


I begin an article with the fundamentality of knowledge of industry. Industry, in my point of view, is a many companies to creat something have economic utility. 
(Maaf jika preface saya belepotan sebab sedang dalam tahap belajar)

Modernitas zaman meniscayakan adanya percepatan dalam segala bidang. Ilmu pengetahuan dan teknologi mengambil peran dalam membantu manusia mengerjakan kebutuhan dan keinginannya sebaik mungkin, secepat mungkin, dan seefisien mungkin. Dalam kerangka pemaknaan itu, lahir industri dimana segala sesuatu dibuat secara massal demi untuk memenuhi kebutuhan pasar. 

Pembahasan industri akan selalu berkait-kelindan dengan term ekonomi, pasar, konsumen, dan service atau pelayanan. Betapa pasar mengendalikan otak manusia hingga kadang idelitas harus terjual murah begitu saja. Sebab zaman sekarang idealisme bukan jaminan untuk bertahan dari gempuran perubahan dan peecepatan zaman. 

Ada banyak macam industri di dunia ini. Sejak reneisance di Eropa atau revolusi Prancis, munculnya industri adalah wajah paling nampak dari kapitalisme yang dicetus Rene Des Cartes melalui cogito ergo sum. Namun bukan itu yang akan kita diskusikan di sini. Ada baiknya dasar pemahaman sejarah itu diletakkan di lain kesempatan. 

Secara Global, saya mendefinisikan industri sebagai sekumpulan perusahaan yang membuat barang yang bernilai ekonomi. Segala sesuatu yang dibuat demi kepentingan ekonomi adalah industri, misalnya industri music, industri otomotif, industri film, dan lain sebagainya. 

Lebih jauh saya, maaf jika tanpa referensi, membagi industri menjadi dua, (1) Industri barang dan (2) industri manusia. Yang pertama disebut tentu lumrah kita mengetahuinya. Sedangkan yang kedua nampaknya agak asing di telinga kita (baca: saya). Yang saya sebutkan contoh industri di atas adalah termasuk kelompok industri barang. 

Sementara itu, industri manusia apakah yang saya maksud? Nampaknya dalam pemahaman saya dapat disebut di antaranya ialah lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan. Saya kategorikan demikian sebab pada faktanya lembaga-lembaga itu seutuhnya menciptakan / melatih manusia agar berdaya dan kemudian didistribusikan untuk menjadi pekerja, pegawai, atau pengusaha. Ada unsur yang saya garis bawahi bahwa nyatanya lembaga-lembaga pelatihan yang kini menjamur sudah bergeser orientasinya menjadi profit oriented (orientasi uang). Fakta itulah yang meneguhkan lembaga pelatihan hingga disebut sebagai industri. Berbeda dengan lembaga non profit seperti balai pelatihan kerja atau pesantren yang tak berorientasi keuntungan dan uang. 

Lebih lanjut, ada perbedaan mendasar antara industri barang dengan industri manusia. Di antaranya pertama, industri barang yang dibuat adalah barang tak bergerak seperti sparepart atau produk lainnya. Sementara industri manusia yang dihadapi adalah manusia dengan segala kompleksitas keunikannya. 

Dua perbedaan itu penting dipahami sebab berefek pada bagaimana cara menjalankan roda industri tersebut. Yang pertama, yaitu industri barang, sudah tentu lebih mudah sebab yang dihadapi adalah benda mati. Tak perlu melibatkan emosi, negosiasi, konsolidasi, humanity dan hak asasi. Semuanya dikerjakan dengan simpel. Barang bagus ambil, jelek perbaiki atau buang. Semua selesai dalam tenggat waktu dan deadline. 

Berbeda dengan industri manusia, diamana dalam prosesnya ada cerita jatuh bangun, drama korea,atau kekejaman ala rambo. Terdapat Human error hingga kegagalan total. Sentuhan dan polesannya juga berbeda dengan barang mati. Oleh karena itu dapat dibilang industri ini cukup sulit. Misalnya saja, untuk melatih orang kuat fisik tak cukup dalam waktu 1 -2 jam. Butuh berhari-hari dan bahkan tahun. Atau misalnya, untuk melatih orang jujur harus beberapa kali dites setelah sebelumnya diberi pengertian mengenai apa itu kejujuran. 

Ini adalah kesulitan sekaligus tantangan bagi industri manusia. Tak bisa menutup mata bahwa indutri manusia kini menjamur dan menjadi trend ketika dikaitkan dengan kebutuhan pasar yaitu human resource untuk mengisi pos penting dalam skala besar industri barang maupun ekonomi global. Kesulitan itu akan ditemukan dalam porsi bagaimana meramu sedemikian baik sistem dan tatanan sumberdaya manusia sebagai pelaku industri manusia itu sendiri.

Anda mulai pusingkah dengan tulisan saya? Sama kalau begitu. Ya sudah mari ngopi dulu.