Setiap orang mendambakan hidup bahagia. Tak pandang bulu siapapun dia, tentu mendambakan kebahagiaan. Nyaris atau bahkan tidak ada orang yang mau sengsara.
Kebahagiaan identik dengan uang atau materi. Sepertinya orang yang tak beruang otomatis tidak bahagia atau sengsara. Namun pandangan itu salah. Sebab banyak orang yang tak beruang bisa hidup bahagia. Ataupun sebaliknya, orang yang beruang justru merasa tidak bahagia.
Mengapa demikian? Sebab kebahagiaan itu dari hati. Ada atau tidak ada uang bukan jadi masalah penting selama hati bisa menerima kenyataan itu dengan baik.
Akan tetapi, yang namanya hidup di dunia maka dunia tidak bisa dilepaskan begitu saja. Sebab ibadah kepada Allah juga membutuhkan dunia. Oleh karena itu, mencari dunia bisa dianggap wajib demi kewajiban nafkah dan sumber kehidupan, juga demi kelancaran ibadah kita kepada Allah.
Jika boleh memilih, saya sendiri akan memilih kehidupan yang terbaik. Menjadi manusia sukses, uang banyak, materi banyak, ibadah tekun, sodaqoh banyak, amal banyak. Sebab bagi saya mending jadi orang kaya yang shaleh daripada jadi orang miskin yang sabar. Meski keduanya baik di mata Allah, namun kefakiran lebih banyak membuat orang menjadi kufur dan ndumel, sebagaimana dalam hadits.
Berdasarkan pemikiran itu, berikut adalah amalan yang dapat melancarkan rejeki kita. Di antaranya adalah:
1. Menjalankan kewajiban kepada Allah. Seperti shalat dan zakat. Barangkali kelalaian menjalankan kewajiban adalah penghalang datangnya rejeki dari Allah. Dengan cara menjalankan kewajiban, melaksanakan shalat atau zakat maka pintu ridha Allah terbuka. Dengan begitu rejeki akan datang dengan mudah atas izin Allah.
2. Bertaubat dan meninggalkan maksiat. Bisa jadi penghalang rejeki adalah keburukan yang telah dilakukan. Maksiat dan dosa yang menumpuk tak dibersihkan oleh taubat atau istighfar akan menjadi penghalang datangnya rejeki dari Allah. Simpelnya bertaubat bisa melalui memperbanyak istighfar.
3. Ridha dan doa orangtua. Nah, yang ini juga penting. Keridhaaab atau kerelaan orangtua berikut doa orangtua adalah pusaka atau zimat. Doa orangtua terhadap anaknya dikabulkan Allah. Makanya jaga keridhaan orangtua. Siapa tahu sempitnya rejeki disebabkan ketidakridhaan orangtua. Sebab Ridha Allah ada pada ridha orangtua.
4. Shalawat. Yang ini sangat populer. Keberkahan membaca shalawat adalah keridhaan dan cinta dari Rasulullah sebagai balasan bacaan shalawat. Jika Rasul ridha, Allah Ridha maka pintu-pintu rejeki akan mudah terbuka. Semakin banyak shalawat maka semakin banyak keberkahan shalawat dalam bentuk kemudahan rejeki.
5. Shalat dluha. Dalam hadits Nabi dijelaskan bahwa shalat dluha adalah pembuka rejeki. Lebih dari sekedar rejeki berupa uang, orang yang istiqamah menjalankan shalat dluha diberi anugerah kelak di akhirat yaitu masuk surga melalui pintu orang-orang yang melaksanakan shalat dluha (babuddluha).
6. Tahajjud. Sepertiga malam terakhir yang diisi dengan tahajjud mendapatkan keridhaan Allah dan maqam (derajat) orang tersebut dimuliakan oleh Allah. Pada waktu tahajjud ada sebagian waktu mustajab. Yaitu suatu waktu yang Allah mengabulkan semua doa-doa hambanya.
7. Shadaqah. Tak ada orang yang miskin gara-gara shadaqah. Yang ada justru sebaliknya. Dengan shadaqah harta makin bertambah, karunia makin bertambah. Bisa saja balasan dari shadaqah adalah dihindarkan dari bahaya bencana, diberi kesehatan, anak-anak yang shaleh shalehah, kebahagiaan dan keharmonisan, peningkatan ibadah lainnya, menghapus keburukan. Hikmah dari shadaqah sangat banyak yang bisa diketahui dari hadits hadits tentang shadaqah.
8. Keridhaan istri dan keluarga. Tak dipungkiri faktor ini juga mempengaruhi rejeki. Kemudahan rejeki bisa didapat dengan kerelaan sang istri dan keluarga. Sebab hakekatnya, rejeki yang didapat adalah bukan hanya milik diri sendiri, tetapi juga rejeki keluarga dan anak-anak.
9. Silaturrahim. Menyambung kekeluargaan. Dalam manajemen modern, silaturrahim dikenal dengan sebutan membangun koneksi atau membangun jaringan. Ada komunikasi positif antar dua belah pihak. Orang yang suka bersilaturrahim akan mendapatkan keberkahan umur dan terbukanya pintu rejeki.
Demikian yang bisa saya sebutkan beberapa amalan yang dapat membuka pintu rejeki dan menghilangkan penghalang rejeki. Masih banyak lagi amalan lain yang belum disebutkan di sini. Namun sepertinya amalan di atas saja cukup berat untuk dilaksanakan.
Kebahagiaan identik dengan uang atau materi. Sepertinya orang yang tak beruang otomatis tidak bahagia atau sengsara. Namun pandangan itu salah. Sebab banyak orang yang tak beruang bisa hidup bahagia. Ataupun sebaliknya, orang yang beruang justru merasa tidak bahagia.
Mengapa demikian? Sebab kebahagiaan itu dari hati. Ada atau tidak ada uang bukan jadi masalah penting selama hati bisa menerima kenyataan itu dengan baik.
Akan tetapi, yang namanya hidup di dunia maka dunia tidak bisa dilepaskan begitu saja. Sebab ibadah kepada Allah juga membutuhkan dunia. Oleh karena itu, mencari dunia bisa dianggap wajib demi kewajiban nafkah dan sumber kehidupan, juga demi kelancaran ibadah kita kepada Allah.
Jika boleh memilih, saya sendiri akan memilih kehidupan yang terbaik. Menjadi manusia sukses, uang banyak, materi banyak, ibadah tekun, sodaqoh banyak, amal banyak. Sebab bagi saya mending jadi orang kaya yang shaleh daripada jadi orang miskin yang sabar. Meski keduanya baik di mata Allah, namun kefakiran lebih banyak membuat orang menjadi kufur dan ndumel, sebagaimana dalam hadits.
Berdasarkan pemikiran itu, berikut adalah amalan yang dapat melancarkan rejeki kita. Di antaranya adalah:
1. Menjalankan kewajiban kepada Allah. Seperti shalat dan zakat. Barangkali kelalaian menjalankan kewajiban adalah penghalang datangnya rejeki dari Allah. Dengan cara menjalankan kewajiban, melaksanakan shalat atau zakat maka pintu ridha Allah terbuka. Dengan begitu rejeki akan datang dengan mudah atas izin Allah.
2. Bertaubat dan meninggalkan maksiat. Bisa jadi penghalang rejeki adalah keburukan yang telah dilakukan. Maksiat dan dosa yang menumpuk tak dibersihkan oleh taubat atau istighfar akan menjadi penghalang datangnya rejeki dari Allah. Simpelnya bertaubat bisa melalui memperbanyak istighfar.
3. Ridha dan doa orangtua. Nah, yang ini juga penting. Keridhaaab atau kerelaan orangtua berikut doa orangtua adalah pusaka atau zimat. Doa orangtua terhadap anaknya dikabulkan Allah. Makanya jaga keridhaan orangtua. Siapa tahu sempitnya rejeki disebabkan ketidakridhaan orangtua. Sebab Ridha Allah ada pada ridha orangtua.
4. Shalawat. Yang ini sangat populer. Keberkahan membaca shalawat adalah keridhaan dan cinta dari Rasulullah sebagai balasan bacaan shalawat. Jika Rasul ridha, Allah Ridha maka pintu-pintu rejeki akan mudah terbuka. Semakin banyak shalawat maka semakin banyak keberkahan shalawat dalam bentuk kemudahan rejeki.
5. Shalat dluha. Dalam hadits Nabi dijelaskan bahwa shalat dluha adalah pembuka rejeki. Lebih dari sekedar rejeki berupa uang, orang yang istiqamah menjalankan shalat dluha diberi anugerah kelak di akhirat yaitu masuk surga melalui pintu orang-orang yang melaksanakan shalat dluha (babuddluha).
6. Tahajjud. Sepertiga malam terakhir yang diisi dengan tahajjud mendapatkan keridhaan Allah dan maqam (derajat) orang tersebut dimuliakan oleh Allah. Pada waktu tahajjud ada sebagian waktu mustajab. Yaitu suatu waktu yang Allah mengabulkan semua doa-doa hambanya.
7. Shadaqah. Tak ada orang yang miskin gara-gara shadaqah. Yang ada justru sebaliknya. Dengan shadaqah harta makin bertambah, karunia makin bertambah. Bisa saja balasan dari shadaqah adalah dihindarkan dari bahaya bencana, diberi kesehatan, anak-anak yang shaleh shalehah, kebahagiaan dan keharmonisan, peningkatan ibadah lainnya, menghapus keburukan. Hikmah dari shadaqah sangat banyak yang bisa diketahui dari hadits hadits tentang shadaqah.
8. Keridhaan istri dan keluarga. Tak dipungkiri faktor ini juga mempengaruhi rejeki. Kemudahan rejeki bisa didapat dengan kerelaan sang istri dan keluarga. Sebab hakekatnya, rejeki yang didapat adalah bukan hanya milik diri sendiri, tetapi juga rejeki keluarga dan anak-anak.
9. Silaturrahim. Menyambung kekeluargaan. Dalam manajemen modern, silaturrahim dikenal dengan sebutan membangun koneksi atau membangun jaringan. Ada komunikasi positif antar dua belah pihak. Orang yang suka bersilaturrahim akan mendapatkan keberkahan umur dan terbukanya pintu rejeki.
Demikian yang bisa saya sebutkan beberapa amalan yang dapat membuka pintu rejeki dan menghilangkan penghalang rejeki. Masih banyak lagi amalan lain yang belum disebutkan di sini. Namun sepertinya amalan di atas saja cukup berat untuk dilaksanakan.