Blogger Jateng

Home Industri Sebagai Solusi Bagi Pengangguran

[KASUR BUSA KUALITAS BAIK]
[Ukuran 120x180x9 harga eceran 275k]

Di tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, orang makin massif dalam hal ekonomi, baik yang berkaitan dengan sektor konsumsi maupun sektor industri. 

Kecenderungan masyarakat Indonesia atas animo SMK adalah salah satu indikasinya. Pekerjaan dan Uang nyaris menjadi tuhan bagi masyarakat modern. Pabrik-pabrik dibangun di lahan-lahan baru. Investor lokal maupun luar bertarung memperebutkan pasar terbesar ketiga yaitu Indonesia setelah China dan India. Indonesia adalah pangsa pasar empuk dan strategis. 

Dampak positif yang dapat dirasakan adalah terserapnya banyak tenaga kerja. Usia kerja produktif 18 tahun sampai dengan 25 tahun mendapat tempat istimewa di perusahaan-perusahaan besar. Lebih dari usia itu, jika tidak diangkat menjadi karyawan tetap, maka dapat dipastikan akan menganggur dan pulang ke kampung halaman masing-masing. 

Ada dua pradigma yang saya baca dari pendidikan kejuruan semacam SMK. Pertama, mempersiapkan siswa menjadi calon pekerja. Sedemikian pula selama tiga tahun ditempa dan dididik dengan kedisiplinan. Hal-hal yang berlaku di pabrik pelan-pelan diterapkan dalam model pendidikan dan pembelajaran pada sekolah kejuruan. Besar harapan, para siswa terbiasa yang nantinya secara otomatis siap menyongsong dunia kerja sesungguhnya. 

Kedua, mempersiapkan siswa untuk menjadi entrepreneur atau pengusaha. Skill yang dibiasakan dengan pembelajaran kewirausahaan diharapkan dapat diterapkan pasca sekolah. Sebuah cara pandang pengusaha yang memilih menciptakan lapangan pekerjaan dibanding mencari pekerjaan. Sebuah cara pandang yang sebenarnya tengah digiring oleh pemerintah melalui pendidikan kejuruan dan pelatihan yang akhir-akhir ini mendapatkan porsi perhatian lebih besar di banding bidang pendidikan dan pembelajaran lain. 

Dalam hemat penulis, paradigma yang kedua yaitu menjadi wirausaha adalah solusi berani dan menjanjikkan bagi masyarakat daripada berpangku tangan menjajakkan ijazah kesana kemari mencari pekerjaan. 

Ada banyak cerita tentang kesuksesan wirausaha. Bahkan melebihi penghasilan dan kesuksesan para pekerja di pabrik dan instansi lain. Namun tentu butuh perjuangan dan proses jatuh bangun dramatis. Bagi orang yang lemah dan tak bermental pengusaha mungkin akan mudah menyerah dan sekali terpa jatuh tak bangun lagi. 

Bukan utopia jika dari pendidikan vocasional beberapa tahun kemudian akan lahir sepuluh, seratus, atau bahkan seribu pengusaha muda sukses. Fakta itu sudah nampak dari perusahaan raksasa dalam negeri secara tiba-tiba seperti gojek traveloka dan bukalapak. Para anak muda yang punya visi jauh melampaui zaman industri yang saat ini menjamur. 

Akan tetapi apa yang saya paparkan mungkin terlalu jauh dan tinggi. Mari kita tengok saja peluang bisnis di sekitar lingkungan kita. Ada banyak yang bisa dikerjakan lebih dari sekedar hobi. Itulah home industri, dimana proses pembuatan hingga pengemasan dilakukan di rumahan. Dengan modal relatif kecil mampu menopang kebutuhan lokal dan mencukupi kebutuhan hidup pribadi bahkan keluarga. Dapat dicontoh kesusesan pengusaha home industri seperti pembuat miniatur kereta api berbahan kayu. Bahkan produknya menembus ekspor hingga inggris, Australia dan Amerika. 

Para anak muda yang energik dapat memilih jalur home industri dengan antusiasme dan ide-ide yang cemerlang. Berkaca pada china saja, disana, sparepart sepeda motor atau alat-alat elektronik lain dibuat di rumah-rumah penduduk dan diakomodir oleh sebuah perusahaan otomotif dengan menerapkan standar kualitas barang yang tak kalah dengan buatan mesin pabrik. Itu sebabnya China ditakuti dan dipandang sebagai raksasa ekonomi Asia. 

Gagasan yang saya tebarkan di atas hanya sekelumit ide kecil saja yang masih general. Butuh anak muda yang secara konkret menerjemahkan ide itu dalam aksi nyata, yaitu membangun industri rumahan (home industri).