menikah lebih baik daripada pacaran
Dalam pergaulan anak remaja, ada banyak lika-liku yang dilalui, terutama masalah korelasi antara remaja putra dengan remaja putri. Katakanlah menjalin hubungan antara laki-laki dan perempuan. Faktanya berlanjut ke usia dewasa, antara 17 tahun sampai 25 tahunan.
Memang usia remaja hingga usia awal kedewasaan seringkali dimaknai sebagai ajang coba-coba. Tak terkecuali kaitannya dengan pacaran. Di saat seorang laki-laki menyatakan cintanya kepada seorang perempuan, disitulah dimulai drama percintaan. Ujungnya memang tak selalu manis, diterima jadian, ditolak kecewa dan baper. Selalu begitu berulang hingga dipandang seperti permainan.
Dalam pergaulan anak remaja, ada banyak lika-liku yang dilalui, terutama masalah korelasi antara remaja putra dengan remaja putri. Katakanlah menjalin hubungan antara laki-laki dan perempuan. Faktanya berlanjut ke usia dewasa, antara 17 tahun sampai 25 tahunan.
Ketika jadian, seperti segalanya milik berdua. Sang pacar, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, seolah telah saling memilki. Hingga dipertahankan dan dibelanya pacarnya itu mati-matian. Tak ketinggalan, antara mereka berdua itu nampaknya telah lumrah sebutan melampaui kata sayang, yaitu panggilan papah dan mamah.
Sekilas betapa romantisnya model hubungan itu. Seolah yang demikian menjanjikan kebahagiaan dan surga. Akan tetapi, banyak yang tak seumur jagung putus lantas berbalik saling caci bah menjelekkan. Itulah mantan. Sangat ironi dan mengkhawatirkan.
Lantas bagaimana pandangan islam tentang hal tersebut? Tentunya beberapa hal menunjukkan bahwa islam sangat melarang pacaran bagaimana pun kedoknya.
Pertama, pacaran mendorong pada zina. Setidaknya hubungan laki-laki dan perempuan yang belum menikah menuntut ada komunikasi hingga pertemuan. Disitulah celah syetan menggoda keduanya untuk melakukan zina. Perzinaan yang berarti hubungan suami istri di luar nikah atau sekedar kontak mata, berpegangan, berpelukan, bermesraan, dan semacamnya juga masih dikategorikan pada zina yaitu zina mata, zina tangan, zina pikiran dan lain sebagainya.
Kedua, berpacaran sering membuat orang lupa Tuhan. Dari mulai meninggalkan kewajiban hingga bermaksiat tanpa rasa berdosa. Meski sering alibi demi kesemangatan belajar atau menggapai cita-cita, tetap saja pada dasarnya itu hanya alasan dan dorongan berahi belaka. Masih ada banyak motif positif lainnya untuk mendongkrak semangat selain dengan cara pacaran. Misalnya demi kesuksesan, demi berbakti kepada orangtua, demi masa depan dan cita-cita, atau demi menghidupi keluarga adik-adik atau kakak-kakak tercinta.
Dalam sebuah penelitian di sekolah inggris menyimpulkan bahwa kelas yang dipisah antara laki-laki dan perempuan itu lebih baik kontrasi belajarnya dibanding dengan kelas yang dicampur. Itu artinya kedekatan laki-laki dengan perempuan secara fisik lebih banyak madharatnya daripada manfaatnya. Apalagi pacaran ala zaman sekarang yang menuntut sering ketemuan. Tak heran jika tak sakral lagi yang namanya keperawanan. Naudzubillah.
Ada banyak cara agar terhindar dari jerat pacaran. Salah satu yang banyak dipakai para remaja muslim adalah konsentrasi dan fokus penuh pada belajar dan karir. Sehingga tak ada kesempatan beleha-leha mencari pacar atau pasangan yang belum tentu akan menjadi istri kelak.
Islam menawarkan model hubungan melalui istilah khitbah sebelum pernikahan. Agar digaris bawahi kata 'sebelum pernikahan'. Itu artinya dibolehkan mendekati perempuan dengan tujuan pernikahan. Itupun dengan cara yang diperbolehkan yaitu khitbah. Khitbah adalah proses pengenalan laki-laki kepada perempuan melalui izin orangtua perempuan dan dalam waktu yang sangat singkat. Misalnya bisa digambarkan, seorang laki-laki datang ke rumah perempuan dan meminta izin kepada orangtua perempuan untuk berkenalan. Beberapa saat di rumah perempuan si laki-laki harus memutuskan apakah berlanjut pada pernikahan atau batal dan pergi. Berbeda tentu dengan pacaran yang bisa dengan bebas perempuan dibawa oleh si laki-laki kesana kemari tak kenal waktu. Jika si laki-laki setuju melanjutkan ke jenjang pernikahan maka diaturlah proses lamaran dan akan nikah. Begitu menurut islam.
Bagi para remaja muslim yang taat, status jomblo bukan sesuatu yang negatif dan harus disesali. Sebaliknya bersyukurlah para jomblo, sebab secara tidak langsung Allah menyelamatkanmu dari perbuatan zina atau perbuatan yang mendekati zina.