Lahir hujan
Kini Hujan
Malam itu. Tengah-tengahnya.
Anakku yang kedua.
Perempuan juga.
Shalihatunnisa. Perempuan Terbaik.
Kini setahun genap
Berjalan tertatih-tatih
Jatuh dan bangun lagi
Jatuh lagi dan bangun kembali
Begitu hidup, nak
Engkau pantang menyerah aku tahu
Engkau anakku
Engkau lahir dari ibu
Tapi aku asalmu, ayah
Ada doa-doa di sekelilingmu
Selamanya
Engkau akan menemukan kesejatian dari arah timur
Menemukan jatidirimu dari keheningan malam
Bangun dan bangkitlah, nak
Terjang semua aral
Aku yakin engkau penyabar
Langkahmu mendahului bicaramu
Itu berarti engkau lebih banyak berbuat daripada bicara
Kaki dan tanganmu kokoh
Tak ada angin atau ombak yang bisa meruntuhkanmu
Kini Hujan
Malam itu. Tengah-tengahnya.
Anakku yang kedua.
Perempuan juga.
Shalihatunnisa. Perempuan Terbaik.
Kini setahun genap
Berjalan tertatih-tatih
Jatuh dan bangun lagi
Jatuh lagi dan bangun kembali
Begitu hidup, nak
Engkau pantang menyerah aku tahu
Engkau anakku
Engkau lahir dari ibu
Tapi aku asalmu, ayah
Ada doa-doa di sekelilingmu
Selamanya
Engkau akan menemukan kesejatian dari arah timur
Menemukan jatidirimu dari keheningan malam
Bangun dan bangkitlah, nak
Terjang semua aral
Aku yakin engkau penyabar
Langkahmu mendahului bicaramu
Itu berarti engkau lebih banyak berbuat daripada bicara
Kaki dan tanganmu kokoh
Tak ada angin atau ombak yang bisa meruntuhkanmu