Blogger Jateng

Menjadi Guru Adalah Pilihan

 Sahabat, selamat sore..


Menjadi Guru Adalah Pilihan--Di blog ini saya ingin berbagi tentang segala hal kehidupan. Terutama memang yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman pribadi. Karena ini blog pribadi. Meski judul blog mencakup semua guru karnas. Tapi hingga hari ini saya satu-satunya guru karnas yang menulis, ya menulis di blog.

Menjadi Guru Adalah Pilihan--Sahabat, menjadi guru bagi sebagian orang mungkin kebutuhan, atau tepatnya kebutuhan hidup. Namun bagi saya, menjadi guru adalah pilihan hidup. Tentu karena ini adalah pilihan hidup, maka saya juga paham konsekwensi dari pilihan saya itu.

Lika-liku hidup seorang guru secara general mungkin sama. Dapatlah dibilang monoton. Sebab kesehariannya berkecimpung dengan pembelajaran dan dengan anak-anak. Dunia guru tak lepas dari teori, buku, komputer, siswa, dan administrasi pembelajaran. Sepintas dirasa membosankan. Namun begitulah hidup seorang guru. Keseharian dan aktivitasnya didedikasikan untuk pendidikan dan perkembangan siswa-siswinya.

Kebahagiaan seorang guru adalah ketika anak didiknya sukses, mendapat pangkat atau posisi yang baik di tengah masyarakat, atau menjadi orang terpandang dan kaya di mata oranglain. Demi mendengar kesuksesan anak didiknya, seorang guru merasa bahagia bercampur bangga. Seringkali, saking bangganya, anak didiknya yang sukses itu selalu ia ceritakan dalam berbagai kesempatan dan waktu. Meski secara finansial guru pas-pasan, namun alhamdulillah disyukuri saja. Sementara anak didiknya yang hidup berkecukupan sudah cukup kabarnya saja dapat membuat seorang guru senang dan bahagia. Guru tidak pernah mengharapkan diberi atau dikasihani oleh anak didiknya. Karena baginya tabu. Prinsip yang seorang guru tanamkan pada siswa-siswinya bahwa tak boleh meminta ia terapkan dan ia contohkan.

Sebaliknya, kesedihan seorang guru tatkala mendengar siswa-siswinya menjadi sampah masyarakat, terjerat kasus dan kriminalitas. Seolah apa yang terjadi adalah sepenuhnya salah guru dalam mendidik.

Sahabat,
Saya merasakan sendiri bagaimana pahit manisnya jadi guru. Bahkan masih tengah merasakan karena masih mau dan selamanya ingin jadi guru. Seandainya pun ada orang yang dengan sukarela memberi saya uang untuk berbisnis dan meninggalkan sepenuhnya profesi guru, tentu saya tolak. Atau paling tidak saya terima uangnya tapi saya tidak mundur dari profesi guru. Hehe

Guru itu murabbi. Seperti nabi yang juga disebut sang murabbi atau sang maha guru. Guru itu profesi dunia akhirat. Baik dalam makna mengajar atau apalagi mendidik. Sebab mengajar dan mendidik mempunyai dimensi yang horizontal memecah kegelapan dan kebodohan menghadirkan cahaya dan kemajuan peradaban.

Tapi itu saya, sahabat, entah anda, terserah