Blogger Jateng

Desi Kecilku Magrib Ini

Tak biasanya
Menunggu dengan sabar
Duduk dengan dua tasbih diputar
Namun sekejap saja

Hentak kaki berlari
Kesana kemari
Odbod melempar ke belakang
Ia lembar tasbih itu mirip bersamaan

Sekejap hening ke belakang
Aku rukuk lalu itidal
Sebelum sujud derap kakinya kerap sekali terdengar mendekat

Ia dipunggungku
Sembari merosotkan badannya ke belakang dan tertawa

Aku duduk
Dia naik naik naik namun sulit
Sebelum menutup tahiyat suaranya kesana kemari bicara sendiri
Entah berkata atau bernyanyi

Tetiba aku ingin membuat puisi
Tapi bahasa ia sulit diwakili
Sebuah intonansi aneh yang
Yanh indahnya lebih dari sekedar puisi

Urung aku tengadahku
Sementara ia sembunyi dibalik tirai
Berharap kujemput dengan "bha" namun tak jua

Segera kuakhiri doa dan menyodorkan tangan
Ia mengerti dan aku tersenyum

Desi yang kuceritakan dua tahun usianya
Dia bukan siapa siapa
Sebab dia anakku

Anak kecilku memang begitu
Selesaiku tengadahku
Baru saja aku hendak meraihnya ia berlari
Berlari berlari
Celotehannya menjauh
Berpadu dengan gumam,  kata-kata dan tawa di belakang sana