Blogger Jateng

Cara Mengambil Keputusan Memilih Calon Suami

Kali ini kita akan membincang mengenai jodoh. Menarik Bukan. Tapi sebelumnya silakan klik berlangganan atau sekedar jalan-jalan di iklan untuk sekedar melihat atau berbelanja.

Setiap orang tentu mendambakan pasangan hidup yang baik, setia, tanggungjawab, dan juga ganteng atau cantik. Yang terakhir saya sebutkan seringkali menjebak banyak orang. Saya katakan menjebak, sebab ada banyak laki-laki yang mementingkan pasangannya cantik jelita. Begitupun, ada banyak perempuan yang mengidolakan pasangannya ganteng dan keren. Dan itu bukan tidak boleh. Sah-sah saja sih. Namun mirisnya mengesampingkan kriteria lain yang lebih penting, yang lebih menunjang sebuah pasangan untuk mendapatkan kebahagiaan baik kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan di akhirat. 

cara mengambil keputusan memilih calon suami

Ada beberapa cara mengambil keputusan memilih calon suami yang dapat dilakukan. Terlebih dahulu ialah cara untuk mengetahui calon pendamping kita; sejauhmana tanggungjawabnya atau keseungguhannya. Misalnya saja dengan cara memperhatikan aktivitas sehari-harinya. Jika dalam kehidupan sehari-harinya bertanggungjawab maka dapat dibilang dalam menjalin hubungan pun akan demikian. Atau misalnya kita memperhatikan apakah ia rajin shalat atau tidak. Sebab menurut saya pelaksanaan shalat adalah bentuk dari tanggungjawab manusia kepada Tuhan untuk beribadah. 

Apalagi kaitannya dengan tanggungjawab seorang laki-laki. Sebab ia akan menjadi imam dalam keluarga. Maka berhati-hatilah dalam memilih imam. Berhati-hati pula bagi laki-laki dalam memilih calon perempuan pendamping. 

Sampai di sini saya agak pusing kepala. Agak berat untuk meneruskan tulisan. Tapi Harus. Langsung saja, saya akan paparkan nasihat seorang guru pada laki-laki yang akan memilih calon istri, dan juga pada perempuan yang hendak memilih calon suami. Mari kita mulai saja, ini adalah nasihat untuk perempuan.

Bagi perempuan yang hendak memilih laki-laki untuk pendamping hidup hendaknya memperhatikan beberapa hal; pertama, pastikan bahwa ia benar-benar laki-laki. eits, jangan napsu dulu, emang zaman sekarang banyak kan laki-laki jadi-jadian atau laki-laki bohongan. makanya hati-hati. 

Kedua, Pastikan bahwa ia bertanggungjawab dan jujur. Ini bisa dipantau dari aktivitas sehari-hari. Faktor ini penting banget lho, sebab pria bertanggungjawab dan jujur sekaligus juga nantinya akan menjadi suami yang bertanggungjawab, akan menjadi ayah yang bertanggungjawab, dan akan menjadi kepala keluarga yang bertanggungjawab pula. 

Ketiga, Hendaknya mencari laki-laki yang pekerja keras dan rajin. Mengapa demikian, karena itu bisa dibilang sebagai jaminan bahwa hidup bersamanya akan menuai kebahagiaan. Terutama secara finansial. Bisa diingat-ingat bahwa ukuran laki-laki bukan dari hartanya. Sebab harta akan hilang. Apalagi harta itu hanya warisan dari orangtua. Akan tetapi kerja keras dan ulet itu adalah karakter. Seberat apapun hidup, sifat kerja keras, ulet dan pantang menyerah akan mengatasi dan melewati ujian-ujian hidup itu. 

Keempat, Hendaknya laki-laki itu berasal dari keluarga yang baik. Saya perlu tegaskan, yang saya maksud keluarga baik bukan keluarga terpandang, bukan keluarga bangsawan, priyayi atau ningrat. Bukan itu. Yang saya maksud baik adalah dari keluarga yang taat beragama, yang mengenal tatakrama dan adat. Mengapa saya katakan demikian, sebab saya termasuk orang yang berpandangan klasik atau mungkin dibilang ortodok. Saya memegang pemahaman bahwa anak yang baik tentu lahir dari orangtua yang baik. Anak yang baik tentu adalah didikan keluarga yang baik pula. 

Kelima, Hendaknya dibicarakan dengan orangtua. Ingat bahwa Ridha Allah ada pada Ridha kedua orangtua. Jangan mentang-mentang pintar atau sarjana lalu dengan semena-mena menentukan pasangan tanpa meminta pertimbangan atau saran masukan dari kedua orangtua. Bahkan, pada pemahaman saya yang ortodoks, sebaik-baik perempuan adalah yang memasrahkan jodohnya kepada kedua orangtua. Tapi di zaman sekarang yang demikian itu sepertinya susah, meski saya yakin masih ada. 

Keenam, Mintalah petunjuk kepada Allah melalui tahajjud, istikharah, atau ibadah-ibadah lainnya. Kita sebagai manusia yang bisa berbuat secara terbatas. Makanya butuh pertolongan Tuhan. Bisa jadi baik menurut kita tetapi tidak baik menurut Allah. Begitupun sebaliknya. 

wah-wah..! Panjang banget. pusing ya bacanya. Saya potong dulu sampai disini ya. Saya akan lanjutkan dengan tema yang sama. Namun sebaliknya, bagaimana cara laki-laki memilih perempuan shalehah.