Blogger Jateng

Al-Qadr Malam

Malam
Malam
Disembunyikan waktu
Ditimbun rindu

Nun Jauh di sana
Dibalik sunyi
Diliput senyap

Dedaun seperti tertidur tak bergerak
Angin memarkir diri pada Sabda Tuhan di tempat entah
Tak ada riak karena betapa dalamnya malam

Manusia lelap ditumpuk segala kalap menjelajahi nafsu sehari
Menyisakan dengkur dan liur
Di bantal-bantal bisu mengukir pulau seribu

Manusia senyap
Ditingkahi tetakdir yang alpa karena dirinya sendiri yang tak bisa menyalahkan Sang Penguasa Semesta

Nin dekat di sini
Disembunyikan bising kendaraan lalu lalang
Terselip di antara riuh manusia buruh beradu tawar harga pasar

Atau di sini
Bersembunyi di antara nada-nada obrog yang memekak
Menelisik di bawah aspal jalan yang hitam
Mungkin juga bersahutan dengan suara speaker orang-orang yang membangunkan

Malam

Tuhan menyembunyikannya dari orang-orang yang tak Ia kehendaki
Menjauhkannya dari orang-orang yang merugi

Tapi malam,
Tuhan jua lah yang mengusik mata-mata lelap para pencari
Tuhan jua lah yang memaksa terjaga jiwa-jiwa haus iman
Di pojok musholla
Di gubuk reot beralas tikar bolong di sini sana
Di gedung-gedung pencakar langit
Di bawah jembatan
Di rumah-rumah mewah
Di warung-warung kopi malam hari
Atau di secangkir kopi dingin yang terantuk menunggu tanda

Malam engkau

Milik Tuanmu Tuhanku
Tak ada yang manikmatimu kecuali Tuhan suguhkan dalam berat, kantuk, dan lelah

Itulah takdirmu ibadah
Yang tak ada yang mudah
Sebab hargamu setara tujuh puluh dua lebih
Mungkin sebanding usia manusia

Malam


Ciborelang dini, 02:51
Menjemput mimpi