Di luar sana sedang gelap. Hujan besar.
Namun, setetes air matanya memindahkan hujan di dadaku bertubi-tubi.
Seperti sesak dan pengap.
Sebisa mungkin aku tahan dengup kencang dada ini dan airmata. sebab aku laki-laki.
Aku memang bukan musa yang dengan doa datanglah nampan sepenuh makanan rupa-rupa yang sesuka, tapi aku mau ajak kau kemanapun, mencicipi apapun sekiranya engkau senang dan bercerita dengan dada membusung dan kepala mendongak, lalu matamu bicara: "aku bahagia"
Aku ingin merekam semua keluh kesahmu atau semua ceritamu, aku ingin mengerti meski sering sebaliknya sebab ketaktahuanku atau kebodohanmu
Aku ingin agar keringatmu tak bercucur biar aku saja,
Aku ingin agar sendimu tak lunglai biar aku saja
Aku ingin agar otakmu tak mumet biar aku saja
Namun, setetes air matanya memindahkan hujan di dadaku bertubi-tubi.
Seperti sesak dan pengap.
Sebisa mungkin aku tahan dengup kencang dada ini dan airmata. sebab aku laki-laki.
Aku memang bukan musa yang dengan doa datanglah nampan sepenuh makanan rupa-rupa yang sesuka, tapi aku mau ajak kau kemanapun, mencicipi apapun sekiranya engkau senang dan bercerita dengan dada membusung dan kepala mendongak, lalu matamu bicara: "aku bahagia"
Aku ingin merekam semua keluh kesahmu atau semua ceritamu, aku ingin mengerti meski sering sebaliknya sebab ketaktahuanku atau kebodohanmu
Aku ingin agar keringatmu tak bercucur biar aku saja,
Aku ingin agar sendimu tak lunglai biar aku saja
Aku ingin agar otakmu tak mumet biar aku saja