5 Cara Mengontrol Emosi Menurut Islam--Judul yang cukup menarik. Ada banyak kajian terutama secara psikologi. Melihat betapa banyak orang yang Tak mampu Mengontrol Emosinya dengan baik, kajian ini sangat penting Dan bermanfaat. Sebab salah satu insulator kedewasaan Dan kematangan adalah kemampuan Mengontrol emosi.
Saya bukan ahli psikologi. Oleh karena Itu pemaparan ini hanya berbagi pengalaman tentang hal Itu.
Ada banyak makna emosi. Namun di sini Saya memaknainya sebagai luapan perasaan yang berlebih, nyaris lepas dari logika. Misalnya, ketika seseorang mendapatkan keberuntungan, Lalu ia sangat senang Dan diluapkan melalui teriak, sumringah Dan tertawa. Atau bisa juga orang yang mendapatkan musibah Lalu menangis sedih menjadi jadi. Ekspresi semacam Itu dalam pandangan Saya adalah emosi.
Da menurut Saya, ekspresi emosi Itu penting sebagai respon wajar manusia yang secara fitrah memilikinya. Namun ekspresi berlebih seperti contoh di atas Saya anggap tak wajar. Artinya bahwa orang demikian cenderung fluktuatif Emosinya Dan Tak beraturan. Anak Muda zaman sekarang memahaminya sebagai labil, alias tidak stabil.
Orang-orang yang secara emosi masih labil Akan mudah diombang-ambing perasaannya Naik turun. Bahkan bahayanya, perasaannya akan mudah dipermainkan oleh orang lain.
Nah, bagaimana cara Mengontrol emosi agar Tetap stabil Dan tidak mudah Naik turun? Berikut beberapa pengalaman yang pernah dilalui semoga bisa jadi pelajaran bagi pembaca yang budiman yaitu ada 5 Cara Mengontrol Emosi Menurut Islam
Pertama, perkuat logika. Ketika mendapati kesenangan atau keberuntungan, atau ketika mendapati musibah Dan kesedihan, sertailah dengan logika. Berpikirlah logis bahwa Tak selamanya kesenangan Akan didapat atau Tak selamanya kesedihan Akan hinggap. Semua ada batasnya, semua ada waktunya. Berpikir bahwa prinsip Itu berlaku bagi siapapun Akan memunculkan perasaan seimbang atau bahkan boasa-biasa saja sehingga ekspektasi luapan emosi Tak berlebihan.
Kedua, berpikir positif atau positif thinking. Prinsip kedua ini berlaku terutama ketika mendapati sebuah keberuntungan ata kesenangan. Seringkali orang berlebihan menghadapi musibah hingga diluapkan dengan tangisan atau ratapan. Lagi-lagi imbangi pikiran Itu dengan pikiran positif, bahwa sepahit apapun kenyataan yang dihadapi Tak sepantasnya diratapi, sebab biasanya setelah Itu Akan hadir solusi Dan kemanisan hidup. Bisa jadi kepahitan Itu adalah ujian yang, ketika dilewati dengan baik, Akan berbua kebahagiaan. Nah, pikiran-pikira positif demikian harus dikumpulkan agar emosi Tetap stabil Dan Tak meluap menjadi-jadi. Kesedihan Dan penyesalan misalnya, dapat diatasi dengan optimisms dan pikiran positif bahwa masih Ada waktu untuk berbenah Dan menjadi lebih baik.
Prinsip ketiga, belajarlah dari banyak pengalaman Dan ilmu. Sesuatu yang dianggap kesenangan bisajadi adalah sumber malapetaka sehingga tak selayaknya diselebrasikan berlebih. Pengetahuan Akan hal Itu ada dalam keilmuan Dan dari pengalaman masing-masing. Bahwa semua orang tahu dunia ini berputar adalah kunci logika sehat mengatasi luapan emosi yang berlebih.
Prinsip Keempat, Turunkan ego, atau dalam bahasa agama tawadlu atau hindari takabbur. Takabbur adalah sifat sombong. Sifat sombong mungkin bersemayam dalam diri manusia tanpa disadari atau disadari. Seringkali yang tanpa disadari, sifat sombong ini amat berbahaya. Rasa sombong juga mempengaruhi fluktuasi emosi dalam diri manusia. Dengan jalan Tawadlu atau rendah hati, maka ego ditundukkan sehingga tak mudah marah atau kecewa, tak mudah ceria atau nestapa. Pintu fluktuasi emosi bisa melalui perasaan merendahkan atau menganggap remeh oranglain. Perasaan itu amat berbahaya dan kadang orang yang melakukannya tidak merasa.
Prinsip kelima, berdoa Dan tawakkal lah pada Tuhan. Sebab Segala sesuatu sudah Ada yang mengatur. Jika Kita menyadari Akan hal Itu maka sepahit apapun kenyataan Akan diterima dengan lapang dada sembari terus berbenah. Kesadaran Itu pula yang menahan emosi untuk meluap secara berlebih ketika mendapati keberuntungan. Sebab prinsipnya keberuntungan Itu anugerah sekaligus ujian. Jika Tak dapat menyikapinya dengan bijak, keberuntungan bisa berbaik penyesalan.
Kira-kira begitu pengalaman yang bisa dibagikan semoga bermanfaat. Terimkasih telah membaca artikel ini Dan ingat tinggalkab jejak Komen atau apapun. Terimakasih.