Blogger Jateng

Pendidikan Anak; Hentikan Kata Atau Kalimat Negatif

Bagi semua orang, apalagi anak, kata-kata adalah sihir. Yang saya maksud sihir karena kata-kata memberikan stimulus pada otak dan lebih jauh lagi yaitu pada alam bawah sadar seseorang.



Seorang anak akan menyimpan kata-kata yang didengarnya dalam memori otaknya. Hingga memori itu secara tidak sadar memengaruhi alam bawah sadar. Lalu alam bawah sadar itulah yang menggerakkan seseorang untuk berbuat.

Oleh karena itu, terutama bagi para orangtua, hindari kata-kata buruk, hindari kalimat bahasa yang buruk, hindari bentakan, cercaan, atau hinaan. Hindari pula kebohongan. Berikut adalah beberapa contoh yang harus di hindari. Contoh buruk kata-kata atau kalimat orangtua terhadap anaknya.

- :"Kamu tuh nakal"
+ : "kamu bisa jadi anak lebih baik"

- : "Dasar anak nakal"
+ : "sebaiknya kamu begini...."

- : "Kamu tuh susah dibilangin"
+ : "kamu sebenarnya bisa mendengar kata mamah/ibu"

- : "Jangan lari nanti jatuh"
+ : "nak, jalan aja ya..hati-hati"

- : "Jangan main disitu"
+ : "nak, mainnya di sini saja"

- : "jangan pegang pisau"
+ : "nak, pegang sendok aja ya.."

- : "jangan ngebut"
+ : "pelan-pelan saja ya.."

- : "jangan nakal"
+ : "jadilah anak baik ya.."

- : "jangan nyontek"
+ : "kerjakan sendiri ya"

- : "Kamu tuh males banget ya"
+ : "kamu Ka harus lebih rajin ya"

- : "jangan jajan es"
+ : "jajannya roti aja ya"

- : " jangan lari"
+ : "jalan kaki saja ya"

Dan seterusnya. Hindari kata "jangan". Sekali lagi hindari kata "jangan". Menurut psikologi, alam bawah sadar bisa menggambarkan kata-kata dan mentransformaikannya menjadi kenyataan. Akan tetapi alam bawah sadar tidak dapat mengganbarkan kata "jangan".

Contoh:
"Jangan lari nanti jatuh"
Alam bawah sadar hanya bisa menangkap dan mengendapkan gambar "lari" dan gambar "jatuh". Sedangkan kata "jangan" dan "nanti" tidak dapat digambarkan dan tidak bisa mengendap.

Fakta: sering kan kita lihat ketika orangtua mengatakan "jangan Jan nanti jatuh" lalu apa yg terjadi? Anak tetap berlari dan kemungkinan besar anak jatuh.

Coba kalau diganti dengan kalimat "nak, jalan kaki saja ya". Maka yg tergambar, mengendap, dan mentransformasi dalam tindakan anak adalah "jalan kaki..jalan kaki..jalan kaki" sehingga secara otomatis anak akan jalan kaki.

Sama halnya dengan mengatakan "kamu tuh nakal ya". Kalimat itu diulang-ulang terus menerus maka anak yg baik sekalipun akan men jadi nakal. Naudzubillah.

Bukan dalam porsi memanjakan, tetapi kita harus ingat bahwa kata-kata adalah doa. Apalagi dari orangtua kepada anaknya. Apalagi dari seorang guru kepada siswanya. Maka berhati-hatilah dalam berbicara. Terutama kepada keluarga, anak, siswa, dan orang-orang yang kita sayangi yang ada di sekeliling kita.

Sekian dulu. Terimakasih