Blogger Jateng

Siapakah Musuhmu?

Bismillahirrahmanirrahim. Pada tulisan kali ini berjudul "Siapa Musuhmu"; sebuah judul yang langsung menohok. Seakan yang baca terkaget. Mungkin dalam benak pembaca muncul pikiran "ini tulisan apaan sih?" "Emang siapa sih musuh Itu" dalam tulisan ini makna musuh bukan berarti harus dilawan atau diberangus, namun harus dipenuhi hal Dan kewajiabannya, dipenuhi Segala aturan-aturannya. Dan juga, musuh di sini bisa bermakna teman seperti dalam bahasa jawa. Tergantung menyikapinya, jika bisa menjalankannya maka musuh yang dimaksud di sini Akan menjadi teman, Akan tetapi sebaliknya, jika tidak bisa menjalaninya maka musuh yang dimaksud di sini Akan menjadi musuh nyata nanti di akhirat.

Banyak orang yang Tak sadar bahwa selama hidup, ada musuh yang selalu mengintai, yang selalu mewarnai kehidupan. Tentunya, sifat dari musuh, disadari atau tidak, selalu membawa atau mendatangkan keburukan atau bahkan mencelakakan.

Tulisan ini adalah perspektif Agama Tentunya. Sebab tanah itulah yang seyogyanya dijadikan tokok ukur dalam mengarungi hidup. Banyak keterangan yang membahas tentang musuh, baik dari al-Qur'an maupun al-Hadits, baik yang tergambar jelas (eksplisit) maupun yang samar-samar. Namun tulisan ini hanyalah rangkuman dari banyak keterangan yang sumbernya adalah hasil perenungan, kajian pribadi, Dan petuah orang-orang soleh. 

Term musuh di sini cakupannya luas, tidak saja berbentuk manusia namun jiga selain manusia. Berikut adalah macam-macam musuh yang Ada di sekitar Kita:

Pertama, Hawa nafsu. Musuh utama setiap manusia adalah dirinya sendiri atau lebih dikenal dengan Hawa nafsu. Secara bahwa Hawa nafsu adalah fitrah yang tentu setiap orang memilikinya. Hawa nafsu ada bukan untuk dimudahkan Akan tetapi untuk dikembalikan Dan diarahkan. Sebagaimana hadist pula bahwa memerangi Hawa nafsu adalah jihad terbesar manusia sepanjang hayat. Seringkali pagi memang, Siang kalah, sore memang Dan bisa jadi malam Hari kalah dalam memerangi Hawa nafsu. Bahkan dalam hitungan detik, pedang melawan Hawa nafsu selalu berubah antara memang atau kalah. Ini adalah musuh yang nyata, dalam arti bukan terlihat namun sangat bisa disadari Dan dirasakan.

Kedua, istri atau suami. 'musuh' yang sering luput dari perhatian ialah suami bagi seorang istri atau istri bagi seorang suami. Kadangkala Ada banyak sifat atau perilaku yang membelok dari aturan Agama dari keduanyalah yang membahayakan keselamatan. Gambarna permusuhan ini Akan ditampakkan sangat jelas kelak di Hari penghisaban di Alam akhirat. Nanti di hadapan pengaduan Allah seorang istri menunjuk hidung suaminya sambil menyalahkan Dan marah. Begitupun sebaliknya. Permasalahan keduanya yang tersimpan selama di Dunia Akan ditampakkan dengan jelas kelak.

Sama dengan musuh yang pertama, suami atau istri bukan dalam konteks konotasi diperangi yang negatif, Akan tetapi diarahkan, dibimbing, diluruskan menurut aturan Agama. Jika berhasil, maka suami atau istri adalah penolong kelak di akhirat, namun jika gagal justru Akan menjadi malapetaka kelak.

Ketiga adalah anak. Sama dengan yang kedua, anak adalah ladang beramal soleh bagi orangtuanya masing masing. Bahkan anaklah yang kelak menjadi jariyah ketika seseorang sudah wafat. Dari anak mengalir kebaikan atau pahala pada orangtuanya melalui doa-doa Dan wasilah kebaikan lainnya. Namun sebaliknya, kegagalan mendidik anak Akan berujung petaka. Sebab Allah Akan menagih tanggungjawab seorang ayah atau ibu terhadap amanah Allah berupa anak-anak.

Keempat, saudara. Yang dimaksud di sini adalah keluarga luar selain istri / suami Dan anak. Bahwa setiap orang punya kewajiban Dan hak terhadap saudara-saudaranya. Kewajiban Dan hak Itu sejatinya dipenuhi dengan baik. Perilaku saling membantu, mengayomi, Dan kasih sayang adalah contoh amal soleh kepada saudara ya yang kelak menjadi tabungan amal yang dapat menyelamatkan seseorang dari jurang neraka.

Kelima ialah tetangga. Ukuran tetangga menurut keterangan ialah radius 40 rumah baik ke utara, selatan, barat Dan timur. Para tetangga inilah yang kelak menjadi sakai di hadapan Allah. Bahkan ada pepatah, jika kau ingin tahu seseorang, tanyalah tetangganya. Kebaikan Dan kebutuhan seseorang Akan sangat dirasakan oleh tetangganya. Sebaik perbaikan sehari-hari yang paling intense adalah dengan tetangga. 

Keenam ialah teman-temannya. Dalam konteks tulisan ini adalah musuh. Sebab kelak mereka Akan saling gontok-gontokkan Dan saling tuding terhadap suatu dosa atau kesalahan. Teman bisa mengajar pada kebaikan bisa pula keburukan. Namun kebanyakan ialah teman yang (disadari atau tidak) mengajak pada keburukan. Sedikit sekali teman yang mengajak pada kebaikan Dan jalan keselamatan. Betapa Penting ya memilih teman hingga rasulpun menganjurkan Kita agar cakap memilih Mana yang kayak dijadikan teman dan Mana yang cukup kenal saja atau Mana yang tidak usah dijadikan teman. 

Betapa dari keenam musuh manusia di atas adalah orang-orang terdekat, orang-orang yang disayangi Dan menjadi bagian Penting dalam kehidupan. Mereka-mereka Itu adalah anugerah yang seumur hidup menjadi Medan perjuangan kebaikan-kebaikan Dan amal soleh. Namun larut Dan terlena sehingga abai atau lupa pada tugas Dan tanggungjawab sebagai manusia terhadap Tuhan, Allah, Akan menjadikan semua karunya Itu petaka. Ada satu lagi musuh yang bukan porsinya di bahas di sini, yaitu iblis, syetan, Dan kroni-kroninya. Mungkin ditulisan lain banyak yang membahasnya secara gamblang.

Demikian penjelasan singkat mengenai siapakah musuh Kita. Masih terbuka ruang diskusi silakan dalam kolom komentar. Mudah mudahan bermanfaat.