Di antara kopi kopi ada cinta yang pekat
Yang menafkahi rindunya dengan jarak
Ada sesal yang menyedak
Memekak tenggorokan
Tak berkatakata
Tak kuasa dalam kaget menyala-nyala
Antara hening dan bising berkobar api biru haru
Entah bagaimana
Rindu akan sesuatu pada sesuatu yang bukan hilang tapi memang belum ada
Duhai..
Buai buai semilir seperti dalam gambar
Dimanakah nurani dan kedamaian
Datanglah dongeng-dongeng lampau dan redakan badai meski sekejap
Kopi itu bukan aku yang gelap
Karena memang tak suka kopi
Tapi tolong manisnya hadirkan sekarang
Agar rinduku beradu
Sepi
Seperti sendiri dalam cangkir air hitam
Kemana berenang mengayuh sampan hingga ke tepian bibir lalu disruput
Ah..
Jarak itu kopi dan manis
Seperti jauh tapi dekat ataukah dekat tapi jauh
Hanya rindu yang merasakannya
Yang menafkahi rindunya dengan jarak
Ada sesal yang menyedak
Memekak tenggorokan
Tak berkatakata
Tak kuasa dalam kaget menyala-nyala
Antara hening dan bising berkobar api biru haru
Entah bagaimana
Rindu akan sesuatu pada sesuatu yang bukan hilang tapi memang belum ada
Duhai..
Buai buai semilir seperti dalam gambar
Dimanakah nurani dan kedamaian
Datanglah dongeng-dongeng lampau dan redakan badai meski sekejap
Kopi itu bukan aku yang gelap
Karena memang tak suka kopi
Tapi tolong manisnya hadirkan sekarang
Agar rinduku beradu
Sepi
Seperti sendiri dalam cangkir air hitam
Kemana berenang mengayuh sampan hingga ke tepian bibir lalu disruput
Ah..
Jarak itu kopi dan manis
Seperti jauh tapi dekat ataukah dekat tapi jauh
Hanya rindu yang merasakannya