Sahabat Pembaca yang budiman, kali ini saya hendak menderahkan perihal aturan, norma, atau adat yang kemudian kita kenal dengan adat ketimuran. Dalam hal ini berfokus pada aturan bersalaman yang tidak tertulis dalam kitab atau buku panduan apapun.
Maksud dari tulisan ini tak lain sebagai pengingat bagi semua orang terutama generasi remaja atau pemuda betapa pentingnya memahami adat warisan nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur dan mencerminkan budi pekerti yang tinggi. Tentulah hal ini harus dijaga dan dilanjutkan, bukan saja karena warisan tetapi dirasa masih relevan dan selaras dengan ajaran Agama.
Selain dari aturan-aturan baku bersalaman yang telah di atur oleh agama, ada aturan atau adat yang tidak tertulis. Yang telah diatur agama misalnya, tidak boleh bersalaman dengan lawan jenis sekiranya menimbulkan syahwat atau fitnah di tengah pergaulan. Atau misalnya aturan bahwa mushofahah (bersalaman) antar seorang muslim dengan muslim atau muslimah dengan muslimah merupakan pahala dan Allah menyukainya.
Berikut adalah adat istiadat yang tak tertulis berkaitan dengan salaman atau berjabat tangan:
1. Bersalaman dengan satu tangan dalam hal bisnis atau perkenalan di dunia kerja
2. Bersalaman dengan dua tangan dalam pergaulan untuk menunjukkan penghormatan satu sama lain
3. Menghindari berjabat tangan terlalu lama antar lawan jenis karena itu menimbulkan fitnah
4. Menyalami semua orang yang hadir ketika masuk pada sebuah perkumpulan atau cukup menyalami beberapa orang dalam jangkauan pandang atau karena dilewati
5. Menundukkan kepala sedikit sebagai tanda penghormatan
6. Bersalaman dibarengi sapa atau minimal senyum
7. Mencium tangan orangtua, orang yang dituakan, orang yang tinggi ilmunya sebagai tanda penghormatan
8. Khusus lanjutan nomer 7, tangan yang dicium ialah bagian punggung tangan dan dicium ke hidung bukan ke pipi seperti kebiasaan remaja milenial
9. Khusus bersalaman kepada ahli ilmu atau ahli dzikir boleh mencium bagian dalam tangan atau telapak tangan sebagai sikap tabarukan (ngalap berkah)
10. Berdiri menyambut kedatangan orang terhormat dalam hal ini ahli ilmu atau ahli dzikir sambil bersalaman sebagai tanda menghormati
11. Bersalaman sambil mencium kening oleh orangtua kepada anaknya untuk menunjukkan kasih sayang
12. Begitupun bersalaman sambil mencium kening oleh suami kepada istrinya namun sekiranya tidak menimbulkan fitnah
13. Bersalaman ketika datang atau ketika hendak pamitan pergi. Kalau dalam tradisi sunda ada adagium "datang katingal tarang, mulang katingal punduk, teu padu kulunyus bae". Artinya, sopan santun baik ketika seseorang datangnya kelihatan muka dan begitupun perginya kelihatan punggung.
14. Hendaknya turun dari kendaraan ketika mau bersalaman. Tidak sopan bersalaman dengan orang lain sementara tengah duduk di atas kendaraan. Kecuali posisinya sama yaitu sama sama sedang duduk di atas kendaraan. Itupun dalam pergaulan antar teman sepadan dan tetap tidak diperbolehkan jika salah satunya ada yang lebih tua atau tinggi derajatnya secara nasab atau keilmuan.
15. Tidak diperbolehkan menyalami semua orang yang hadir ketika seseorang datang terlambat dalam sebuah majlis ilmu sementara kegiatan keilmuan tengah berlangsung sebab itu akan mengganggu berlangaungnya kegiatan majlis ilmu
16. Tidak boleh bersalaman dengan mencengkram tangan kecuali dalam suasana bisnis atau persahabatan yang akrab
17. Bersalaman didahului dengan ucapan salam
18. Bersalaman kepada orangtua ketika hendak berangkat kemanapun keluar dari rumah. Entah itu urusan pekerjaan atau sekedar urusan pribadi yang tidak terlalu penting. Begitupun ketika datang ke rumah selepas bepergian hendaknya bersalaman dengan seisi rumah terutama orangtua/ayah ibu.
19. Tidak boleh bersalaman dengan tambahan suara "mmmuah" kecuali orangtua kepada anaknya yang masih kecil belum tamyiz atau mumayyiz. Sebab meskipun ke anak, kalau anak itu sudah lewat tamyiz (kisaran usia kelas 1-2 SD) sepantasnya orangtua menjaga muruah (harga diri) anak tersebut
20. Tidak boleh bersalaman sambil mengunyah makanan karena itu tidak sopan
21. Tidak boleh bersalaman sambil memandang wajah lawan jabat tangan kepada orang-orang yang dipandang lebih tua, dituakan, atau yang berilmu
22. Boleh bersalaman sambil 'pelukan' atau salam semut secara wajar antar sesama jenis dan haram jika antar lawan jenis yang bukan mahram
Sementara demikian dulu. Yang belum tertulis mohon koreksinya untuk diperbaiki di kemudian hari.
Maksud dari tulisan ini tak lain sebagai pengingat bagi semua orang terutama generasi remaja atau pemuda betapa pentingnya memahami adat warisan nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur dan mencerminkan budi pekerti yang tinggi. Tentulah hal ini harus dijaga dan dilanjutkan, bukan saja karena warisan tetapi dirasa masih relevan dan selaras dengan ajaran Agama.
Selain dari aturan-aturan baku bersalaman yang telah di atur oleh agama, ada aturan atau adat yang tidak tertulis. Yang telah diatur agama misalnya, tidak boleh bersalaman dengan lawan jenis sekiranya menimbulkan syahwat atau fitnah di tengah pergaulan. Atau misalnya aturan bahwa mushofahah (bersalaman) antar seorang muslim dengan muslim atau muslimah dengan muslimah merupakan pahala dan Allah menyukainya.
Berikut adalah adat istiadat yang tak tertulis berkaitan dengan salaman atau berjabat tangan:
1. Bersalaman dengan satu tangan dalam hal bisnis atau perkenalan di dunia kerja
2. Bersalaman dengan dua tangan dalam pergaulan untuk menunjukkan penghormatan satu sama lain
3. Menghindari berjabat tangan terlalu lama antar lawan jenis karena itu menimbulkan fitnah
4. Menyalami semua orang yang hadir ketika masuk pada sebuah perkumpulan atau cukup menyalami beberapa orang dalam jangkauan pandang atau karena dilewati
5. Menundukkan kepala sedikit sebagai tanda penghormatan
6. Bersalaman dibarengi sapa atau minimal senyum
7. Mencium tangan orangtua, orang yang dituakan, orang yang tinggi ilmunya sebagai tanda penghormatan
8. Khusus lanjutan nomer 7, tangan yang dicium ialah bagian punggung tangan dan dicium ke hidung bukan ke pipi seperti kebiasaan remaja milenial
9. Khusus bersalaman kepada ahli ilmu atau ahli dzikir boleh mencium bagian dalam tangan atau telapak tangan sebagai sikap tabarukan (ngalap berkah)
10. Berdiri menyambut kedatangan orang terhormat dalam hal ini ahli ilmu atau ahli dzikir sambil bersalaman sebagai tanda menghormati
11. Bersalaman sambil mencium kening oleh orangtua kepada anaknya untuk menunjukkan kasih sayang
12. Begitupun bersalaman sambil mencium kening oleh suami kepada istrinya namun sekiranya tidak menimbulkan fitnah
13. Bersalaman ketika datang atau ketika hendak pamitan pergi. Kalau dalam tradisi sunda ada adagium "datang katingal tarang, mulang katingal punduk, teu padu kulunyus bae". Artinya, sopan santun baik ketika seseorang datangnya kelihatan muka dan begitupun perginya kelihatan punggung.
14. Hendaknya turun dari kendaraan ketika mau bersalaman. Tidak sopan bersalaman dengan orang lain sementara tengah duduk di atas kendaraan. Kecuali posisinya sama yaitu sama sama sedang duduk di atas kendaraan. Itupun dalam pergaulan antar teman sepadan dan tetap tidak diperbolehkan jika salah satunya ada yang lebih tua atau tinggi derajatnya secara nasab atau keilmuan.
15. Tidak diperbolehkan menyalami semua orang yang hadir ketika seseorang datang terlambat dalam sebuah majlis ilmu sementara kegiatan keilmuan tengah berlangsung sebab itu akan mengganggu berlangaungnya kegiatan majlis ilmu
16. Tidak boleh bersalaman dengan mencengkram tangan kecuali dalam suasana bisnis atau persahabatan yang akrab
17. Bersalaman didahului dengan ucapan salam
18. Bersalaman kepada orangtua ketika hendak berangkat kemanapun keluar dari rumah. Entah itu urusan pekerjaan atau sekedar urusan pribadi yang tidak terlalu penting. Begitupun ketika datang ke rumah selepas bepergian hendaknya bersalaman dengan seisi rumah terutama orangtua/ayah ibu.
19. Tidak boleh bersalaman dengan tambahan suara "mmmuah" kecuali orangtua kepada anaknya yang masih kecil belum tamyiz atau mumayyiz. Sebab meskipun ke anak, kalau anak itu sudah lewat tamyiz (kisaran usia kelas 1-2 SD) sepantasnya orangtua menjaga muruah (harga diri) anak tersebut
20. Tidak boleh bersalaman sambil mengunyah makanan karena itu tidak sopan
21. Tidak boleh bersalaman sambil memandang wajah lawan jabat tangan kepada orang-orang yang dipandang lebih tua, dituakan, atau yang berilmu
22. Boleh bersalaman sambil 'pelukan' atau salam semut secara wajar antar sesama jenis dan haram jika antar lawan jenis yang bukan mahram
Sementara demikian dulu. Yang belum tertulis mohon koreksinya untuk diperbaiki di kemudian hari.