Sejak siang tadi
Tergesa menyongsong mereka
Lalu disuguhi hening
Mereka berdua tengah tidur
Caca Desi baik-baik saja
Aku tertidur sebelum suara cinta disebrang sana
Dan Caca baru selesai mandi dengan tas dan perlengkapan mengaji
Dia baik-baik saja
Aku bilang minumlah barang segelas Caca mengangguk dan berlalu dalam salaman sayang
Desi merengek saat kudekati
Mandi bersama nenek menjelang magrib agar tak kotor kaki dan malam menggaruk
Dibedakilah mukanya dan bopeng yang lucu khas itu nampak
Aku tersenyum menyambut adzan
Desi baik-baik saja
Cinta menyebrang sejenak
Dalam pesan yang bagiku itu sajak
Kabar kesibukan akut mungkin nanti malam selarut
Tak bergeming aku
Kecuali doa-doaku
Tuh,
Beberapa meter dariku
Khas senandung yang sulit dimengerti
Itulah Desi bernyanyi
Aku beranjak
Menelisik dengan pandangan
Caca tengah menulis huruf hijaiyyah
Desi seperti biasa tak mau lepas dengan balpennya kesana kemari menjelajahi dunia
Desi memang berbeda
Kalau aku tak salah tebak
Dibenak Desi ada tugas negara
Yaitu menandatangani tembok, meja, seprai, karpet, muka neneknya, atau tangannya sendiri
Dan aku mengerti aku biarkan saja
Caca tak boleh teriak
Sebab tanpa sebab Desi akan menangis karena teriakan itu
Caca Desi sibuk dengan pekerjaannya
Ibunya juga begitu
Neneknya juga
Semua orang sibuk
Aku ambil gelas seperti mengambil gitar
Lalu kupetik gitar itu dengan termos
Tiba-tiba aku bernyanyi lagu Bang Rhoma: "Perjuangan..! Toret tot tet toweww"