Blogger Jateng

5 Syarat Laki-laki Disebut Ksatria Meraih Kesempurnaan Hidup Versi Filosofi Jawa

5 Syarat Laki-laki Disebut Ksatria Meraih Kesempurnaan Hidup Versi Filosofi Jawa--Tulisan ini saduran dari banyak situs. Saya secara pribadi ambil keterangan dan saya tulis ulang dengan versi tulisan saya dari www.krjogja.com

Ksatria dalam filosofi jawa


Dalam filosofi jawa dikenal kesempurnaan hidup bagi seorang laki-laki. Alhasil, jika seorang laki-laki ingin disebut ksatria maka ia harus memenuhi beberapa unsur. Di antaranya ada lima unsur yang harus dipenuhi.

Pertama (1), Wisma. Artinya rumah. Seorang ksatria adalah laki-laki yang punya rumah. Dalam tutur sepuh di adat sunda, rumah dikenal dengan bahasa imah. Kokolot (orangtua) mengatakan, ari imah teh iman. Artinya, rumah itu iman. Ini butuh pemaknaan dalam. Bisa dimaknai sebagai berikut. Iman itu pokok. Apapun, siapapun, bagaimanapun, kemanapun harus dilandasi iman dan harus kembali pada iman. Begitupun rumah. Orang boleh saja pergi kesana kemari namun tetap akan kembali ke rumah. Berapapun uang yang dimiliki belum dianggap kuat dan teguh jika belum punya rumah.

Kedua (2), wanita. Ini dimaknai sebagai istri (baca: bukan pacar). Seorang lelaki ksatria, dalam filosofi jawa, salah satunya harus memiliki istri. Penjabaran lebih jauh juga dikenal dalam ajaran islam. Keislaman seseorang dianggap belum sempurna jika belum berumahtangga (alhadits).

Ketiga (3), turangga. Ini artinya kuda. Zaman dulu kuda digunakan sebagai alat transportasi. Dalam konteks saat ini, turangga bisa dimaknai sebagai kendaraan. Seorang lelaki sejati harus punya kendaraan. Bukan melulu dipandang sebagai kemewahan akan tetapi sebagai alat transportasi yang menunjang mobilitas seorang lelaki demi menunjukkan tanggungjawabnya kepada keluarga dan semua orang.

Keempat Kukila. Artinya Burung. Dalam tradisi jawa, bahkan sunda, burung menjadi perlambang kelelakian. Dianggap ksatria jika memiliki burung. Dalam pandangan penulis, burung adalah perlambang dari ingon-ingon atau peliharaan. Burung juga dipercaya membawa hoki dan dapat menangkal sial atau nasib buruk. pemilihan jenis burung juga dapat menjadi gambaran dari watak atau pribadi pemiliknya. Misalnya, para orangtua zaman dulu memelihara burung puter atau deruk. Burung ini termasuk jenis burung besar yang seumur hidupnya tidak pernah tidur. Suaranya memecah kesunyian malam dan nyaris tiap jam berbunyi. Dipercaya burung ini membawa aura ramai atau hangat. Ketika berbunyi, gerakan burung ini juga tampak seperti orang yang mengangguk-angguk. Orang yang memelihara burung ini atau rumah yang memelihara burung ini akan terimbas aura kehangatan dan kesantunan burung ini. Burung sebagai syarat seseorang disebut ksatria juga dipercaya mampu menangkal sihir. Burung-burung besar yang dianggap burung buhun memiliki ketajaman mata oleh karena tak pernah tidur. Burung model ini dipercaya mampu melihat hal ghaib. Aura negatif ghaib yang punya niat jahat akan menyerang burung sebelum mencelakai penghuni rumah. Kematian burung kadangkala bisa dianggap adanya serangan ghaib yang oleh karena itu penghuni rumah menjadi lebih waspada.

Bagi yang lebih jauh memaknai kukila sebagai binatang peliharaan bisa juga. Misalnya memelihara kambing, kelinci, sapi, dan lain sebagainya.

Kelima Curiga. Artinya pusaka. Dalam pandangan penulis curiga bisa juga diartikan sebagai gagaman atau senjata. Sederhananya, seorang lelaki ksatria atau lelaki sempurna harus punya senjata, entah itu arit, parang, pacul, pisau, dan lain sebagainya. Selain berguna untuk membela diri juga berguna untuk menunjang penghidupannya, menunjang mata pencahariannya.

Itulah lima syarat lelaki dianggap sebagai ksatria atau lelaki yang meraih kesempurnaan hidup versi filosofi jawa. Hemat penulis, lima syarat tersebut penuh dengan simbol dan filosofi yang penghayatan dan pemaknaannya dikembalikan ke pribadi masing-masing. Penulis sendiri memandang positif dan mengambil sisi baik dari filosofi jawa tersebut. Selain tak bertentangan dengan ajaran Islam, juga filosofi itu menggambarkan banyak pemaknaan terhadap keutuhan dan kedirian seorang lelaki kaitannya untuk mendapatkan kesempurnaan hidup. Wallahu a'lam.